Pertanyaan Seputar Menyusui

Bila Saya Sakit. Bisakah Tetap Menyusui?

sumber : www.clubnutrisia.co.id 

Pertanyaan:

”Dokter yth,
Saya ibu rumah tangga berusia 29 tahun dan baru melahirkan. Usia bayi saya dua bulan. Beberapa waktu lalu saya sakit demam/ panas, sehingga saya minum obat dan tak menyusui si kecil. Yang menjadi pertanyaan, bisakah saat sakit saya menyusui bayi? Saya ingin tahu lebih detil tentang soal itu. Demikian pertanyaan saya, mudah-mudahan dokter berkenan menjawabnya.”

Jawaban Dokter:

Masalah menyusui muncul pada keadaan khusus, misalnya, Ibu sakit atau melahirkan dengan cara caesar. Umumnya, ibu sakit bukan alasan menghentikan menyusui. Karena, bayi ASI justru akan melindungi bayi dari penyakit. Hanya saja, ibu memerlukan bantuan orang lain untuk mengurus bayi dan keperluan rumah tangga, karena pada kondisi itu memerlukan istirahat lebih banyak. Bila Ibu sakit, sebaiknya segera ke dokter dan bicarakan Ibu sedang menyusui. Karena, banyak obat yang bisa terkandung dalam ASI dan dapat mempengaruhi bayi.

Mengapa ASI Saya Kurang?

Pertanyaan:

”Dokter yth,
Saya ibu berusaha 31 tahun dan memiliki bayi berumur sebulan. Kondisi bayi saya sehat dan ASI pun lancar. Namun saya kerap mendengar isitilah Sindrom ASI kurang, kemudian perilaku khusus bayi saat menyusui, khususnya malam hari. Mohon dijelaskan hal ini secara detil. Demikian pertanyaan saya, mudah-mudahan dokter berkenan menjawabnya.”

Jawaban Dokter:

Ibu yang baik. Idealnya ASI tidak kekurangan, juga tidak berlebihan. Namun kalau toh ada isitilah Sindrom ASI kurang, ada hal yang harus dipahami. Misalnya, soal ukuran payudara. Sebenarnya, seberapa pun ukuran payudara wanita tetap dianggap normal. Asalkan sehat.
Kemudian kalau payudara tampak mengecil, lunak atau tidak penuh/merembes lagi, sebenarnya ini suatu tanda bahwa produksi ASI sesuai keperluan bayi. Lalu soal perilaku bayi speerti menangis sering kali diduga kekurangan ASI, padahal menangisnya bayi bisa diakibatkan berbagai faktor.

Selanjutnya bayi lebih sering minta disusui, kecuali karena ASI memang lebih mudah dicerna, juga bayi memang memerlukan ASI yang cukup untuk tumbuh kembang, dan yang penting: masalah menyusui bukan hanya memberi makan bayi, tapi karena bayi juga memerlukan balaian, kehangatan, dan kasih sayang.

Masalah Payudara Saat Menyusui

Masalah selalu ada. Demikian juga halnya dengan proses menyusui. Apalagi jika ini adalah saat pertama Ibu punya bayi dan menyusui. Tentu saja banyak kekhawatiran. Tapi percayalah, masa-masa cemas ini akan segera berlalu begitu Ibu melakukannya. Karena, begitu Ibu menyusui, saat itu pula Ibu akan merakan nikmatnya mengalirkan ASI ke buah hati Ibu dengan penuh kasih-sayang.
Agar semua proses itu berjalan lancar, selain dukungan keluarga, tidak ada salahnya Ibu memiliki seorang pengasuh bayi untuk membantu seusai persalinan. Apalagi bagi Ibu yang baru pertama kali memiliki bayi. Carilah pengasuh bayi yang profesional dalam merawat bayi dan memberikan dukungan dalam menyusui. Kehadiran pengasuh bayi juga membantu memastikan ibu agar tetap percaya diri selama proses menyusui dengan bayinya.

Ritual menyusui tidak selalu berjalan lancar. Ada kendala yang kadang mengganggu kelancaran proses menyusui. Tapi para ibu tak usah khawatir, kenali masalah yang muncul agar penanganannya lebih gampang.

1. Payudara Bengkak

Pembengkakan terjadi sekitar 2-3 hari setelah melahirkan. Payudara membengkak disebabkan meningkatnya aliran darah ke payudara dan mulainya produksi ASI. Bengkak yang terjadi itu dapat membuat puting susu jadi rata, sehingga mengakibatkan bayi sulit untuk menyusu. Karena itu, sering-seringlah menyusui bayi untuk mengosongkan si parik ASI. Hindari pemakaian bra yang ketat saat payudara bengkak. Untuk mengurangi rasa kurang nyaman, kompreslah payudara dengan air dingin dan lakukan pijatan lembut sebelum menyusui.

2. ASI Terlalu Deras

Karena payudara Ibu penuh susu, aliran ASI jadi tidak terkendali, karena payudara sednag menyesuaikan produksi ASI-nya dengan kebutuhan si kecil. Mengatasinya bisa dengan selalu memakai breast-pads, mengeluarkan sebagian ASI sebelum menyusui, sering-sering menyusui, dan sebagainya.

3. Puting Susu Datar

Kelainan bawaan ini terjadi karena perlekatan mengakibatkan saluran susu lebih pendek dan menarik puting susu ke dalam. Tarik puting susu keluar denan jari tangan, tahan selama beberapa waktu. Lakukan ini sebanyak 2 kali sehari. Atau, gunakan alat bantu, seperti nipple shields. Bisa juga, puting susu “direndam” dulu ke dalam air hangat sebelum menyusui, lalu tarik-tarik puting susu keluar.

4. Abses Payudara

Apabila radang cukup parah serta muncul abses maka perawatan hamper sama dengan radang payudara. Tapi untuk bisa mengeluarkan nanah yang ada pada payudara, biasanya akan dilakukan pembedahan kecil, selanjutnya segera hubungi dokter terdekat.

5. Puting Susu Nyeri

Ini karena tidak pasnya posisi mulut bayi saat menyusu. Umumnya sih, terjadi pada hari-hari pertama menyusui. Bila tidak terlalu nyeri, teruskan saja menyusui si kecil. Agar nyeri berkurang, oleskan sedikit ASI pada puting susu dan sekitarnya atau kompres payudara dengan air hangat sebelum menyusui. Selesai menyusui, oleskan kembali ASI pada payudara, lalu biarkan kering sebagai pelindung.

6. Radang Payudara

Masalah ini biasa juga dikenal dengan istilah mastitis. Biasanya payudara meradang terjadi 2-6 minggu setelah melahirkan. Hal itu diakibatkan adanya infeksi bakteri serta pemakaian bra yang terlalu ketat. Gejala yang muncul biasanya payudara membengkak, warna agak kemerahan, demam, dan ibu merasa sangat lelah. Penanganan gangguan ini denang mengompres payudara menggunakan air hangat dan menyusui bayi sesering mungkin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

my first kue lumpur

Rahasia Sukses Orang Jepang