Aih... Dia MULAI TERSENYUM
Tumbuh Kembang Bayi Bulan Ke-2 : Aih...
Dia MULAI TERSENYUM
Copyright © 2008 http://kautsarku.wordpress.com
Ia memberi kejutan dengan menunjukkan perilaku
sosialnya untuk yang pertama kali. Ah, senangnya.... Yuk, kita lihat apa saja
yang terjadi dalam tumbuh kembangnya di bulan kedua ini.
* Motorik
kasar
Posisi tubuhnya sudah tidak
terlalu menekuk seperti katak namun mulai meregang pada kedua tangan dan
kakinya. Mobilitas yang dilakukan adalah bergeser saat berbaring, kedua kaki
seolah ditendangkan dan menggeliat seperti melenturkan tubuhnya.
Ketika diposisikan telengkup bayi
sudah dapat mengangkat kepala, meski baru membentuk sudut 45 derajat. Memang
kepalanya masih agak bergoyang-goyang karena kekuatan otot leher belum sempurna,
namun sudah bisa bertahan sekitar 10 menit. Karena itu bila ingin menggendong
bayi, lehernya tetap perlu ditopang.
Untuk membantu menguatkan otot
lehernya, si bayi perlu sering ditengkurapkan. Agar nantinya ia bisa tengkurap
sendiri, sering-seringlah memiringkan badannya. Jangan sering menggendong bayi,
berikan kesempatan untuk bereksplorasi. Kepalan tangan yang tadinya menggenggam
erat, kini perlahan sudah mulai sering membuka dan tidak lagi mengepal kuat.
Perlahan refleks menggenggamnya juga berkembang.
* Motorik
halus
Kemampuan motorik halus berkaitan
dengan kemampuan penglihatannya. Di usia ini pandangannya mulai terfokuskan (ia
seperti memerhatikan tangannya saat berbaring). Bayi juga sudah bisa melihat
warna-warna terang, tak sekadar hitamputih atau gelap dan terang saja. Untuk
stimulasi gunakan mainan berwarna cerah yang ditempel, digantung, dan dipegang.
Gerakkan mainan tersebut dari sisi ke garis tengah pandangan bayi. Ia akan
belajar mengikuti arah benda bergerak. Motorik halus pun terkait dengan
koordinasi pendengarannya. Kemampuan pendengarannya di usia ini juga berkembang.
Ia mulai bereaksi terhadap bunyi-bunyian. Misal bunyi lonceng di dekat
telinganya akan membuatnya memerhatikan dan tertegun. Bayi pun bisa menaruh
perhatian pada suara yang ada di sekitarnya, terutama suara ibu.
Maka itu seringlah
memperdengarkan berbagai bunyi maupun suara. Bayi pun bisa merasakan tekstur,
seperti kasar atau halusnya pakaian.
* Bahasa
Selain mengungkapkan perasaan
lewat tangisan, bayi mulai mengeluarkan suara. Ia juga sudah merespons
bunyi-bunyian yang ditangkap melalui pendengaran; baik suara keras maupun
lembut. Umumnya, bunyi yang dikeluarkan adalah vokal "a" atau "e", terkadang
ditambah selingan huruf "h", jadi "he" atau bunyi seperti aooh dan
aaah. Jika bayi mulai
mengeluarkan suara-suara, jangan lupa untuk selalu memberinya hadiah seperti
ciuman. Baginya, mengeluarkan suara-suara merupakan sesuatu yang menyenangkan.
Sering-seringlah mengajak si kecil bicara, menyanyi, bersenandung, dan
lainnya.
* Emosi
Bila di usia sebelumnya bayi
lebih banyak diam dan tak tersenyum, maka di usia ini bayi mulai tersenyum.
Perilaku ini bila diamati umumnya muncul kala perutnya kenyang, ingin bermain,
atau ingin merespons pembicaraan. Sering-seringlah tersenyum pada setiap
kesempatan kala melakukan aktivitas bersamanya. Contoh, saat mengajaknya bicara,
memandikan, bermain, memakaikan baju dan sebagainya.
Dengan demikian bayi merasa aman,
senang dan nyaman. Emosinya pun jadi terstimulasi dengan baik dibandingkan
dengan ibu yang jarang mengajaknya tersenyum atau bercakap-cakap. Kelak, ia akan
tumbuh menjadi bayi yang easy child,
merasa aman dan percaya diri dalam
mengembangkan kecerdasan emosinya.
* Sosial
Di usia ini perilaku sosial bayi
yang pertama muncul. Ketika menyusu pada ibunya, ia bisa menatap dengan penuh
perhatian. Umumnya bayi juga sudah mengenal suara orangtuanya dengan baik.
Respons yang diberikan bayi adakalanya dalam bentuk senyuman atau dengan suara
yang dia keluarkan untuk mengungkapkan perasaannya. Respons dapat juga berupa
kedipan mata, kernyitan dahi atau ekspresi wajah dan gerakan tubuh
lainnya.
Jika orangtua sering memberinya
stimulasi, kemampuan sosialnya akan terus berkembang dengan baik. Untuk itu
berikan stimulasi dengan sering memberinya sentuhan, baik berupa ciuman, usapan,
belaian kasih sayang, dan lainnya. Lakukan interaksi dengan membacakan si kecil
buku cerita, mendongeng, bernyanyi, mengajaknya bicara dan lainnya. Hal ini
penting agar terjalin kontak erat dengan orangtua. Jangan lupa, kontak yang baik
dengan orangtua membantu mengembangkan rasa aman pada diri bayi serta menanamkan
rasa percaya pada lingkungan.
Perlu dicurigai, bila bayi tidak
merespons (dengan menyunggingkan senyum sosial) saat distimulasi. Banyak balita
penyandang autisme ternyata saat bayi tidak menunjukkan senyum sosial. Jika ada
dugaan ke arah sana, konsultasikan ke ahli untuk mendapat diagnosis
pasti.
* Ukuran
tubuh
Berat badan sekitar 3,6-5,2 kg, panjang badan 52,8-58,1 cm dan
lingkar kepala 35- 41 cm.
Dedeh Kurniasih.
Narasumber:
dr. Rini Sekartini,
SpA(K)
dari RSUPN Cipto Mangunkusumo,
Jakarta
Copyright © 2008 http://kautsarku.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar