Aih... Dia MULAI TERSENYUM

Tumbuh Kembang Bayi Bulan Ke-2 : Aih... Dia MULAI TERSENYUM
Ia memberi kejutan dengan menunjukkan perilaku sosialnya untuk yang pertama kali. Ah, senangnya.... Yuk, kita lihat apa saja yang terjadi dalam tumbuh kembangnya di bulan kedua ini.
* Motorik kasar
Posisi tubuhnya sudah tidak terlalu menekuk seperti katak namun mulai meregang pada kedua tangan dan kakinya. Mobilitas yang dilakukan adalah bergeser saat berbaring, kedua kaki seolah ditendangkan dan menggeliat seperti melenturkan tubuhnya.
Ketika diposisikan telengkup bayi sudah dapat mengangkat kepala, meski baru membentuk sudut 45 derajat. Memang kepalanya masih agak bergoyang-goyang karena kekuatan otot leher belum sempurna, namun sudah bisa bertahan sekitar 10 menit. Karena itu bila ingin menggendong bayi, lehernya tetap perlu ditopang.
Untuk membantu menguatkan otot lehernya, si bayi perlu sering ditengkurapkan. Agar nantinya ia bisa tengkurap sendiri, sering-seringlah memiringkan badannya. Jangan sering menggendong bayi, berikan kesempatan untuk bereksplorasi. Kepalan tangan yang tadinya menggenggam erat, kini perlahan sudah mulai sering membuka dan tidak lagi mengepal kuat. Perlahan refleks menggenggamnya juga berkembang.
* Motorik halus
Kemampuan motorik halus berkaitan dengan kemampuan penglihatannya. Di usia ini pandangannya mulai terfokuskan (ia seperti memerhatikan tangannya saat berbaring). Bayi juga sudah bisa melihat warna-warna terang, tak sekadar hitamputih atau gelap dan terang saja. Untuk stimulasi gunakan mainan berwarna cerah yang ditempel, digantung, dan dipegang. Gerakkan mainan tersebut dari sisi ke garis tengah pandangan bayi. Ia akan belajar mengikuti arah benda bergerak. Motorik halus pun terkait dengan koordinasi pendengarannya. Kemampuan pendengarannya di usia ini juga berkembang. Ia mulai bereaksi terhadap bunyi-bunyian. Misal bunyi lonceng di dekat telinganya akan membuatnya memerhatikan dan tertegun. Bayi pun bisa menaruh perhatian pada suara yang ada di sekitarnya, terutama suara ibu.
Maka itu seringlah memperdengarkan berbagai bunyi maupun suara. Bayi pun bisa merasakan tekstur, seperti kasar atau halusnya pakaian.
* Bahasa
Selain mengungkapkan perasaan lewat tangisan, bayi mulai mengeluarkan suara. Ia juga sudah merespons bunyi-bunyian yang ditangkap melalui pendengaran; baik suara keras maupun lembut. Umumnya, bunyi yang dikeluarkan adalah vokal "a" atau "e", terkadang ditambah selingan huruf "h", jadi "he" atau bunyi seperti aooh dan aaah. Jika bayi mulai mengeluarkan suara-suara, jangan lupa untuk selalu memberinya hadiah seperti ciuman. Baginya, mengeluarkan suara-suara merupakan sesuatu yang menyenangkan. Sering-seringlah mengajak si kecil bicara, menyanyi, bersenandung, dan lainnya.
* Emosi
Bila di usia sebelumnya bayi lebih banyak diam dan tak tersenyum, maka di usia ini bayi mulai tersenyum. Perilaku ini bila diamati umumnya muncul kala perutnya kenyang, ingin bermain, atau ingin merespons pembicaraan. Sering-seringlah tersenyum pada setiap kesempatan kala melakukan aktivitas bersamanya. Contoh, saat mengajaknya bicara, memandikan, bermain, memakaikan baju dan sebagainya.
Dengan demikian bayi merasa aman, senang dan nyaman. Emosinya pun jadi terstimulasi dengan baik dibandingkan dengan ibu yang jarang mengajaknya tersenyum atau bercakap-cakap. Kelak, ia akan tumbuh menjadi bayi yang easy child, merasa aman dan percaya diri dalam mengembangkan kecerdasan emosinya.
* Sosial
Di usia ini perilaku sosial bayi yang pertama muncul. Ketika menyusu pada ibunya, ia bisa menatap dengan penuh perhatian. Umumnya bayi juga sudah mengenal suara orangtuanya dengan baik. Respons yang diberikan bayi adakalanya dalam bentuk senyuman atau dengan suara yang dia keluarkan untuk mengungkapkan perasaannya. Respons dapat juga berupa kedipan mata, kernyitan dahi atau ekspresi wajah dan gerakan tubuh lainnya.
Jika orangtua sering memberinya stimulasi, kemampuan sosialnya akan terus berkembang dengan baik. Untuk itu berikan stimulasi dengan sering memberinya sentuhan, baik berupa ciuman, usapan, belaian kasih sayang, dan lainnya. Lakukan interaksi dengan membacakan si kecil buku cerita, mendongeng, bernyanyi, mengajaknya bicara dan lainnya. Hal ini penting agar terjalin kontak erat dengan orangtua. Jangan lupa, kontak yang baik dengan orangtua membantu mengembangkan rasa aman pada diri bayi serta menanamkan rasa percaya pada lingkungan.
Perlu dicurigai, bila bayi tidak merespons (dengan menyunggingkan senyum sosial) saat distimulasi. Banyak balita penyandang autisme ternyata saat bayi tidak menunjukkan senyum sosial. Jika ada dugaan ke arah sana, konsultasikan ke ahli untuk mendapat diagnosis pasti.
* Ukuran tubuh
Berat badan sekitar 3,6-5,2 kg, panjang badan 52,8-58,1 cm dan lingkar kepala 35- 41 cm.

Dedeh Kurniasih.

Narasumber:
dr. Rini Sekartini, SpA(K)
dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta


Copyright © 2008 http://kautsarku.wordpress.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahasia Sukses Orang Jepang

my first kue lumpur